Jumat, 11 Desember 2015

Effektivitas Bimbingan Karir Terhadap Pemilihan Jurusan DI Perguruan Tinggi Siswa Angkatan 7 SMART Ekselensia Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
            Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam menciptakan manusia berkualitas yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang berdasarkan undang-undang pendidikan No.20 tahun 2003 pasal 3 yang mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi orang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
            Pendidikan merupakan salah satu aspek yang perlu diprioritaskan pelaksanaannya sebagai upaya mencapai salah satu tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya pendidikan maka kemampuan bangsa Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Lembaga yang mengusahakan pentingnya pendidikan di Indonesia sangatlah banyak, sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki tugas dan fungsi untuk mengupayakan dan meningkatkan serta melakukan pembinaan terhadap potensi-potensi para siswa agar memiliki kualitas, dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam hidup bermasyarakat.
            Dengan melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi siswa dibekali pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan sehingga siswa dapat  dan mau melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup. Pendidikan secara umum adalah salah satu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,  keprbadian, kecerdasan, akhlak, dan budi mulia serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
            Sekolah sebagai tempat remaja menimba ilmu dan mengembangkan kompetensinya bertanggung jawab untuk membantu dan memfasilitasi remaja yang menjadi peserta didiknya untuk menguasai semua kompetensi yang diperlukan untuk memasuki masa dewasa, termasuk untuk menyiapkan diri untuk memasuki dunia karir. Pendidikan di sekolah memiliki peran penting dalam mengembangkan sikap mental, keterampilan, kecerdasan, dan wawasan yang dipelukan bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja. Di sekolahlah dibangun berbagai kapasitas yang diperlukan seseorang untuk menghadapi tantangan dan persaingan dunia kerja. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab untuk mengembangkan hard-skills siswa, tapi juga memperkuat soft-skill yang mereka perlukan untuk sukses mengarungi dunia kerja. Sejalan dengan salah satu fungsi Bimbingan Konseling yaitu bimbingan karir bagi siswa sebagai fasilitator dalam pengembangan kemampuan soft-skill dan prevokasional. Pelayanan bimbingan karir merupakan salah satu dari empat bidang pelayanan bimbingan konseling di sekolah. Keempat bidang yang dimaksud, adalah bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pembelajaran, dan bimbingan karir (Prayitno & Anti, 1999; Prayitno,
            Secara umum, tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan karir bagi siswa yang bersangkutan. Bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya, Marsudi (2003:113)[1]
            Pemberian Bimbingan Karir untuk siswa Sekolah Menengah Atas ditujukan agar siswa dapat mengenal kemampuan dirinya, mengenal nilai-nilai yang ada pada dirinya, memahami lingkungan sekitar, dan mengenal dunia kerja atau situasi pendidikan tinggi (Depdikbud 1985).  Menurut hasil penelitian Ayad, ditemukan bahwa 64,25% siswa pada jenjang Pendidikan Menengah (SMA, MA, SMK) belum mampu mengambil keputusan untuk profesi dan karier yang akan digeluti. Hal ini dikarenakan mereka belum memperoleh wawasan, pengetahuan dan informasi yang cukup untuk mengambil keputusan tentang profesi serta karier yang akan digelutinya[2]. Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa banyak pelajar SLTA dan sederajat yang masih bimbang dan bahkan belum bisa mengambil keputusan akan karirnya.
            Ketika melanjutkan ke perguruan tinggi, siswa dihadapkan dengan pemilihan jurusan. Biasanya banyak dari siswa SLTA maupun sederajat yang bingung dan bimbang bahkan belum tau jurusan yang akan dipilih. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2004) pengertian jurusan adalah bagian dari suatu fakultas sekolah tinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi, misalnya jurusan akuntansi, jurusan manajemen. Berdasarkan data statistik pada Biro Pusat Statistik (BPS-RI : 2002), jumlah pengangguran terbuka (open unemployment) di tanah air sebanyak 9.132.104 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 41.2% (3.763.971) jiwa adalah tamatan SMA (jenjang pendidikan menengah), Diploma, Akademi, dan Universitas atau ”pengangguran terpelajar.” Di antara jumlah pengangguran tersebut, 2.651.809 jiwa tergolong Hopeless of job (merasa tidak yakin mendapatkan pekerjaan), 436.164 jiwa lainnya adalah tamatan SMA, Diploma, Akademi dan Universitas[3]. Banyaknya jumlah pengangguran sejalan dengan pemilihan jurusan yang salah akibat kebingungan dikalangan kaum terpelajar baik tamatan SMA, Diploma, Akademi, dan Universitas.
Pemilihan jurusan di Perguruan Tinggi merupakan langkah yang pasti dilakukan oleh siswa kelas tiga SMA atau SMK sederajat untuk melanjutkan studi di Perguruan Tinggi. Pemilihan jurusan juga menjadi faktor penting  kesuksesan karir dimasa depan.
            Salah memilih jurusan di Perguruan Tinggi berdampak pada proses menuntut ilmu di Perguruan Tinggi yang dipilih. Karena pemilihan jurusan yang salah dapat membuat mereka sulit memahami mata kuliah sehingga prestasi belajar menurun, bahkan kemungkinan drop out karena tidak cocok dengan jurusan tersebut.
            Bimbingan karir merupakan satu dari empat program bimbingan konseling  oleh guru Bimbingan Konseling baik di SMP maupun SMA. Bimbingan karir  membantu siswa mecapai kompetensi yang diperlukan dalam menghadapi masalah karir. Dengan kata lain, bimbingan karir membantu siswa dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan karir.

             SMART Ekselensia Indonesia adalah salah satu sekolah di Indonesia jenjang Menengah Pertama dan Menengah Atas yang dirangkap menjadi 5 tahun karena akselerasi. Namun yang membedakan SMART dengan sekolah lain, adalah di SMART hanya untuk laki-laki. Sama seperti sekolah kebanyakan, SMART Ekselensia Indonesia pun memiliki guru BK yang bertujuan memberikan pelayanan karir untuk pengambilan keputusan. Baik pelajar SMP  maupun SMA di SMART mempunyai masalah yang sama, kebanyakan siswa bingung dalam menentukan jurusan apa yang akan diambil ketika memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Adapun yang sudah memilih jurusan, ternyata jurusan yang dipilih tidak sesuai dengan bakat, minat, dan nilai yang dimiliki. Kalau siswa SMP bingung atau salah dalam menentukan jurusan mereka di SMA. Sedangkan siswa SMA bingung dalam menentukan jurusan yang akan dipilih ketika melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Salah satu tugas guru BK memberikan bimbingan karir bagi siswa-siswa agar dapat terarah dalam memilih jurusan yang akan menunjang karirnya kelak. SMART Ekselensia sudah meluluskan tujuh angkatan dan keseluruhannya berkuliah di perguruan tinggi ternama di Indonesia. Kembali ke permasalahan bimbingan karir, ada pula siswa SMART yang telah kuliah di suatu perguruan tinggi negeri pindah kuliah ke perguruan tinggi negeri lain bisa karena tidak sesuai dengan ekspektasi mereka atau hal lainnya. Maka dari itu, penulis ingin meneliti tentang efektifitas bimbingan karir yang diberikan guru BK terhadap pemilihan jurusan di perguruan tinggi Siswa SMART Ekselensia Indonesia khususnya pada angkatan tujuh yang baru lulus pada tahun kemarin.

2.  Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang masalah  diatas, maka masalah yang dapat diindentifikasi adalah sebagai berikut :
Apakah bimbingan karir membantu siswa SMART dalam menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi?”

3.  Hipotesis
             Berdasarkan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, penulis memiliki dua hipotesis, diantaranya:
Hipotesis positif bahwa bimbingan karir yang diberikan efektif dalam membantu  siswa SMART Angkatan 7 dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi.
Hipotesis negatif bahwa bimbingan karir yang diberikan tidak efektif dalam membantu  siswa SMART Angkatan 7 dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi.

4. Tujuan
            Karya ilmiah ini dibuat agar siswa SMART dapat menentukan jurusan di perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Dan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari pelayanan bimbingan karir untuk siswa SMART dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi. Serta untuk mengetahui efektivitas pelayanan bimbingan karir bagi siwa SMART


5. Manfaat
            Manfaat bagi guru BK, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai masukan atau salah satu referensi dalam upaya untuk mengembangkan program pelayanan bimbingan karir di sekolah.
            Manfaat bagi lembaga pendidikan tempat penelitian, hasil penelitian dapat memberikan informasi dalam rangka peningkatan program pendidikan disekolah, khususnya peningkatan program bimbingan dan konseling sebagai bagian terpadu dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

6. Sistematika Penulisan
            Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi karya tulis ini, maka penulis perlu menjelaskan sistematika penulisan sebagai berikut :
            BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang yang memaparkan alasan pembuatan karya ilmiah ini. Kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, dan terakhir adalah sistematika penulisan.
            BAB II Landasan teori berisikan tentang berbagai hal yang perlu diketahui yang berkaitan langsung dengan penelitian mulai dari definisi, jenis - jenisnya dan sebagainya.
            BAB III Metodologi Penelitian berisikan tentang cara penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan mulai dari jenis metodologi penelitian, tempat dan waktu penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi pendahuluan untuk mendapatkan sampel yang tepat dan sesuai dengan apa yang penulis butuhkan dalam penelitian.
            BAB IV yaitu Hasil dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dibahas  hasil penelitian berupa data-data yang telah didapat dari penyebaran angket yang telah disusun. kemudian data-data yang telah penulis peroleh akan dibahas secara mendalam di sub bab pembahasan.
            BAB V Penutup. Dalam bab ini berisi simpulan dan saran yang didapat dalam penelitian ini, simpulan yang berisi hasil akhir dari penelitian, serta saran yang merupakan evaluasi untuk penulis pribadi dan untuk para pembaca.






BAB II
      LANDASAN TEORI      

1. BIMBINGAN KARIR
A. Sejarah Lahirnya Bimbingan Karir
            Konsep bimbingan karir lahir di Amerika Serikat awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900). Kondisi obyektif tersebut diantaranya: keadaan ekonomi, keadaan sosial seperti urbanisasi, kondisi ideologis seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya. Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan karir (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara
            Isitilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak muda memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
            Sejak tahun 1951, para ahli melakukan perubahan pendekatan model okupasional (occupational) ke model karier (career). Kedua model ini memiliki perbedaan cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih karir. Pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karier, tidak sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan tetapi juga menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh. Dengan mempertimbangkan nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan semacamnya.



B. Definisi Bimbingan Karir
            Dalam pelayanan bimbingan konseling ada empat bidang pelayanan yang harus diberikan kepada siswa yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi untuk membantu individu mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
            Donald D. Super (1975) mengartikan bimbingan karir sebagai proses membantu pribadi untuk mengembangkan kesatuan dan gambaran diri serta peranannya dalam dunia kerja[4]. Dalam hal ini ada dua hal penting, pertama proses membantu individu untuk memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua memahami dan menyesuaikan diri dalam dunia kerja. Oleh sebab itu yang penting dalam bimbingan karir adalah pemahaman dan penyesuaian diri baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia kerja. Tolbert, (1975:27) memaparkan bahwa “Career guidance … encompasses all of the service that aim at helping pupils make occupational and educational plans and decisions“. Pengertian Tolbert ini mengandung makna bimbingan karir merupakan bentuk layanan dalam membantu siswa merencanakan karirnya. [5]
            Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bimbingan karir merupakan proses layanan yang bertujuan membantu siswa memahami diri, memahmi nilai-nilai, mengenal lingkungan, hambatan , dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan.
           
C. Tujuan Bimbingan Karir di SMA:
Tujuan bimbingan karier di SLTA.
Herr (1976 : 1-2) mengemukakan tujuan tujuan bimbingan karier di SLTA yang meliputi membantu siswa siswa belajar untuk:
1.    menunjukkan hubungan antara hasil-hasil belajar, nilai-nilai aspirasi aspirasi pendidikan.dan kariernya
2.    menganalisis kompetensi pribadi sekarang dalam keterampilan keterampilan yang diperlukan untuk pilihan-pilihan karier dan mengembangkan rencana-rencana untuk memperkuat keterampilan ini bila di perlukan
3.    memegang tanggung jawab dalam perencanaan karier dan konsekuensi- konsekuensinya.
4.    siap untuk memenuhi syarat bagi taraf memasuki pekerjaan-pekerjaan dengan mengambil mata pelajaran yang sesuai, dengan pendidikan kooperatif, atau dengan latihan-latihan dalam jabatan.
5.    siap untuk memenuhi syarat bagi pendidikan pasca sekolah lanjutan dengan mengambil mata pelajaran yang diperlukan oleh tipe program dan lembaga yang diinginkan (perguruan tinggi,perdagangan,perusahaan.
6.    mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang berhubungan dengan kehidupan sebagai konsumen.
7.    mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berhubungan dengan penggunaan efektif waktu luang.
8.    secara sistematis menguji realitas pilihan-pilihan karier dengan menghubungkannya dengan hasil belajar dalam mata pelajaran.[6]

2. PEMILIHAN JURUSAN
A. Definisi Pemilihan
Definisi pemilihan menurut KBBI online adalah 1. menentukan (mengambil dan sebagainya) sesuatu yang dianggap sesuai dengan kesukaan (selera dan sebagainya): hati-hati kalau Anda hendak ~ kawan hidup; 2. mencari atau memisah-misahkan mana yang baik (besar, kecil, dan sebagainya): pekerjaannya ~ daun teh yang sudah dikumpulkan di pabrik; 3. menunjuk (orang, calon, dan sebagainya) dengan memberikan suaranya. 
Dari definisi pemilihan pada KBBI online diatas, pemilihan dalam konteks karya ilmah ini berarti menentukan atau mengambil sesuatu yang dianggap sangat baik dan sesuai dengan kesukaan. Menurut Robbins ( Robbins, 2001) Definisi Pemilihan adalah Pengambilan keputusan merupakan suatu proses dimana seseorang menjatuhkan pilihannya dari beberapa alternatif pilihan yang ada.[7]
            Dari definisi  ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pemilihan merupakan suatu proses dimana seseorang menjatuhkan pilihannya dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

B. Definisi Jurusan
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004) Pengertian dari Jurusan adalah bagian dari suatu fakultas atau sekolah tinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi masalah jurusan akuntansi, jurusan manajemen.
            Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Jurusan ialah bagian dari satu fakultas atau perguruan tinggi untuk menetukan bagian-bagian suatu bidang studi yang terdiri dari bebagai jurusan yaitu Akuntansi, Psikologi, Teknik, pendidikan dan lain- lain.

C. Fakto-faktor yang mempengaruhi pemilihan Jurusan
            faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam pemilihan jurusan dibagi menjadi dua kelompok yaitu dari dalam diri remaja ialah minat, kepribadian dan citra/konsep diri menurut Slameto, Holland (dalam Santrock). Sedangkan dari luar diri remaja : orangtua, teman sebaya, lingkungan sosial ekonomi budaya dan saran tes bakat minat (Seligman, Steinberg, McNair & Brown (dalam Seligman Anastasi)) [8].
            Dari definisi  faktor-faktor diatas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi remaja dalam pemilihan jurusandibagi menjadi dua kelompok.  Dari dalam diri remaja: minat, kepribadian dan citra atau konsep diri. Sedangkan dari luar diri remaja: orangtua, teman sebaya, lingkungan sosial ekonomi budaya dan saran tes bakat minat serta prospek pekerjaan yang akan datang.

D. Strategi dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi
            Dalam artikel yang tertulis di blog Konsultasi Psikologi menyebutkan 3 cara supaya sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan:
1. Kenali hal-hal yang disukai, mulai dari hobi
2. Lihat potensi yang ada dalam diri
3. Kenali bidang aktivitas yang ingin di dalami[9]
            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi yang dapat kita lakukan dalam memilih jurusan di perguruan tinggi usahakan sesui dengan minat, bakat dan kemampuan diri

3. Siswa Angkatan 7 SMART Ekselensia Indonesia
            Siswa SMART Ekselensia Indonesia adalah siswa sekolah SMART Ekselensia Indonesia yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Siswa SMART merupakan siswa akselerasi SMP dan SMA SMART Ekselensia Indonesia. Selain itu, siswa SMART semau adalah laki-laki. Tingkatan siswa SMART Ekselensia Indonesia teridir atas lima tingkatan, kelas 1, kelas 2, kelas 3, kelas 4, dan kelas 5. Kelas 1,2,3 adalah siswa SMP serta kelas 4 dan kelas 5 adalah SMA
            Pertama adalah siswa kelas 1( kelas VII SMP) mempunyai ciri-ciri bersifat kekanak-kanakan dan rentan umurnya antara11-13 tahun. Kemudian kelas 2( kelas VIII SMP) dengan rentan umur antara 12-14 tahun dan mempunyai  ciri-ciri masih kekanak-kanakan tetapi sudah terkikis sebagian. Ketiga yaitu kelas 3(kelas IX SMP) mempunyai ciri-cir dalam memasuki masa menuju kedewasaan dan rentan umur anatara 13-15 tahun
            Untuk SMA pertama yaitu kelas 4(kelas XI SMA) dengan rentan umur mulai dari 14 tahun sampai 16 tahun dan mempunyai ciri-ciri sudah tahapan kedewasaan. Dan terakhir dari tingkatan siswa SMART adalah kelas 5( kelas XII SMA), mempunyai rentan umur antara 15 tahun sampai 17 tahun dengan ciri-ciri pada proses kedewasaan dalam tahapan menentukan jalan hidup selanjutnya.
            Siswa angkatan 7 SMART Ekselensia Indonesia adalah SMART Ekselesnia Indonesia yang masuk pada tahun 2010  dan bertepatan dengan lulusnya angkatan 3 SMART Ekselensia Indonesia. Pada tahun 2015, siswa angkatan 7 SMART Ekselensia Indonesia telah menyelesaikan studinya dan semua siswa angkatan 7 SMART Ekselensia Indonesia telah berkuliah di banyak PerguruanTinggi Negeri yang ada di Indonesia. Rata-rata umur ngkatan 7 mulai dari 15-17 tahun.

4. Indikator Bimbingan Karir Membantu
       Dalam penelitian ini, indikator bimbingan karir dikatakan efektif terhadap pemilihan jurusan di perguruan tinggi adalah jika lebih dari 75% siswa smart angkatan 7 tidak bingung dan dapat menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi.


5. Alur Bimbingan Karir di SMART  Ekselensia Indonesia

Pelaksananaan bimbingan karir di SMART Ekselensia Indonesia memiliki alur sebagai berikut/ terdiri dari rangkaian kegiatan berikut ini:
1.      Psikotes Minat-Bakat
                        Piskotes minat bakat adalah rangkaian pertama dari alur bimbingan karir di SMART Ekselensia Indonesia. Tes ini dilakukan ketika di kelas XII atau kelas tiga SMA. Hal ini dilakukan untuk mengetahui minat, bakat, dan jurusan dari siswa bersangkutan.
2.      Informasi Jurusan dan Karir, didapat baik dalam KBM maupun dari event-event tertentu seperti, edu day ataupun open house universitas.
                        Kegiatan kedua dari rangkainan bimbingan karir di SMART Ekselensia Indonesia. Kegiatan yang dilakukan agar siswa paham dan semakin mengenal dunia perkuliahan. Selain itu, kegiatan ini dapat menambah informasi siwa akan universitas-universitas berseta jurusan didalamnya.
3.      Konseling Individual
                        Lalu kegiatan terakhir adalah konseling individual. Kegiatan ini dilakukan di semester dua ketiks di kelas XII atau kelas tiga SMA. Dalam kegiatan siswa akan bertemu  dengan guru BK dalam satu ruangan dan membahas tentang jurusan. Dalam kegiatan ini pula, siswa akan menentukan jurusannya di perguruan tinggi nanti.

























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN
            Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang diperoleh. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang lebih menekankan pada memperoleh data, menganalisa data dengan statistik untuk selanjutnya menarik kesimpulan dari hasil perhitungan data yang diperoleh.[10] Dalam penelitian karya tulis ini, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu penggunaan kuesioner atau angket yang ditujukan kepada siswa angkatan 7 SMART Ekselensia Indonesia dan disertai dengan metode studi pustaka yaitu data-data yang dibutuhkan berasal dari sumber-sumber buku bacaan, buku referensi, maupun dari artikel. Kemudian data tersebut akan dibaca, dianalisis, dan kemudian akan diteliti lebih mendalam lagi.
           
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
            Penulis melakukan pengambilan data dari responden di lingkungan SMART Ekselensia Indonesia, Jl Raya Parung KM 42 Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1 bulan September sampai tanggal 16 bulan Desember tahun 2015.

C. OBJEK PENELITIAN
            Objek yang akan menjadi sasaran dalam penelitian karya ilmiah ini adalah keseluruhan siswa kelas lima SMART Ekselensia Indonesia tahun ajaran 2014/2015, (angkatan 7).
      
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
            Dalam penelitian karya ilmiah ini yang berjudul “Efektifitas Bimbingan Karir yang Diberikan Guru BK Terhadap Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi Siswa SMART Ekselensia Indonesia (angkatan 7)” penulis akan menggunakan teknik penyebaran angket untuk mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan guna menjawab berbagai masalah yang ingin penulis teliti. Angket ini akan penulis berikan kepada responden untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan dalam bentuk kuesioner.

E. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
A. Populasi
            Populasi adalah kelompok besar yang menjadi sasaran generalisasi[11]. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa angkatan 7 SMART Ekselensia Indonesia.

B. Sampel
            Penarikan sampel dalam karya ilmiah ini menggunakan teknik purposive sample.  Teknik purposive sample memiliki tiga syarat, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
       1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat, atau   karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
       2.   Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang   paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi.
       3.   Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan10.

            Teknik ini dilakukan dengan cara menentukan kriteria apa yang akan menjadi responden penulis nantinya.
            Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel keseluruhan kelas lima tahun ajaran 2014/2015(angkatan 7) baik IPA maupu IPS.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
            Setelah melakukan penelitian mulai dari awal bulan September s.d akhir November 2015, didapatkan hasil yang kemudian penulis rangkum dalam bentuk grafik guna mempermudah pembaca untuk memahaminya. Berikut adalah hasilnya:

1. Apakah sebelum diberi bimbingan karir anda bingung dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi?
      


            Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa siswa SMART Ekselensia Indonesia  masih bingung dalam menentukan dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi . Diketahui dari jumlah sampel sebanyak 37 orang, mengatakan bahwa mereka masih bingung dalam memilih jurusan di perguruan tinggi sebelum diberi Bimbingan Karir.  yaitu 33 orang bingung, 4 orang sudah mantap dengan pilihannya, dan tidak ada sampel yang memiliki jawaban lainnya. Jadi dari data tersebut dapat diketahui bahwa Siswa SMART Ekselensia Indonesia masih bingung dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi sebelum diberi nimbingan karir oleh guru BK





2. Apakah setelah diberi bimbingan, Anda bingung  untuk menentukan Jurusan di Perguruan Tinggi?
      
           

           
            Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa kebanyakan Siswa SMART Ekselensia Indonesia sudah dapat menentukan jurusan di Perguruan Tinggi setelah mendapatkan Bimbingan Karir, itu artinya tidak menutup kemungkinan bahwa bimbingan karir membantu siswa dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi. Diketahui dari 37 jumlah sampel, 1 orang mengatakan masih bingung dalam menentukan jurusan, 35 orang dapat menentukan jurusan, dan 1 siswa yang menjawab jawaban lainya. Jadi dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan siswa yang telah diberi bimbingan karir dapat menentukan jurusan di perguruan tinggi.
      
3. Jika tidak diberi Bimbingan karir, apakah Anda akan kebingungan dalam menentukan jurusan di Perguruan tinggi?


            Dari grafik diatas, bisa dilihat bahwa kebanyakan siswa SMART Ekselensia akan bingung dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi jika tidak diberi bimbingan karir. Dilihat dari grafik tersebut, diketahui bahwa dari 37 jumlah sampel terdapat 30 orang yang bingung jika tidak diberi bimbingan karir, terdapat 4 orang yang tidak bimgung jika tidak diberi bimbingan karir, dan terdapat 3 orang yang mengatakan dengan jawaban lainnya. Jadi dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan besar bahwa siswa SMART Ekselensia akan bingung dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi jika tidak diberi Bimbingan Karir.

4. Menurut Anda, apakah siswa SMART butuh bimbingan karir dalam menentukan Jurusan di Perguruan Tinggi?


            Dari grafik diatas, bisa dilihat bahwa banyak siswa yang berpendapat setuju jika Siswa SMART tidak diberikan bimbingan karir akan bingung dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi. Diketahui bahwa dari grafik diatas terdapat 35 orang yang berpendapat Siswa SMART akan bingung, terdapat 1 orang yang berpendapat tidak, dan terdapat 1 orang yang berpendapat dengan jawaban lainya.


5. Apakah Anda merasakan manfaat bimbingan karir?

           


            Dari grafik diatas, bisa dilihat bahwa sangat dominan siswa mengatakan Bimbingan Karir memberi manfaat bagi siswa sendiri. Diketahui bahwa dari 37 jumlah sampel, sebanyak 35 orang merasakan bahwa kebermanfaatan bimbingan karir bagi diri mereka, 1 orang tidak merasakan kebermanfaatan, dan terdapat 1 orang yang menjawab dengan jawaban lainya.

6. Apakah informasi seluk beluk tentang Perguruan Tinggi membantu Anda dalam menentukan Jurusan di Perguruan Tinggi?


            Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa Informasi seluk-beluk tentang Perguruan Tinggi sangat membantu siswa dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi. Diketahui bahwa dari 37 jumlah sampel, sebanyak 36 orang mengatakan membantu, terdapat 1 orang yang mengatakan tidak membantu, dan tidak ada siswa yang menjawab dengan jawaban lainya.


7. Apakah dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat, bakat, kepribadian, kemampuan, dan nilai?

            Dari grafik diatas, bisa dilihat bahwa dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat, bakat, kepribadian, kemampuan, dan nilai. Dilihat dari data diatas, terdapat 31 orang yang mengatakan harus sesuai, 2 orang mengatakan tidak harus sesuai, dan 4 orang sisanya menjawab dengan jawaban lainya. Berarti, dari data diatas bisa diketahui bahwa dalam menentukan perguruan tinggi yang baik adalah sesuai dengan minat, bakat, kepribadian, dan nilai yang dimiliki.

8. Jika belum memilih jurusan, menurut Anda apakah harus memahami jurusan yang dipilih dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi?
      
            Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa untuk memilih jurusan di Perguruan Tinggi harus memahami jurusan yang harus dipilih.  Diketahui dari data diatas, terdapat 36 orang yang setuju perlunya memahami jurusan yang akan dipilih, 1 orang tidak setuju untuk memahami jurusan yang akan dipilih, dan tidak terdapat orang yang mengatakan dengan jawaban lainya.

9. Apakah bimbingan karir membantu Anda untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan dalam memilih jurusan di Perguruan tinggi?
             
            Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa bimbingan karir membantu siswa memperoleh kompetensi yang diperlukan dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi. Diketahui dari data diatas, terdapat 36 orang yang mengatakan bimbingan karir membantu memperoleh kompetensi yang diperlukan untuk memilih jurusan di Perguruan Tinggi, tidak ada orang mengatakan bimbingan karir tidak membantu memperoleh kompetensi yang diperlukan, dan terdapat 1 orang yang menjawab bimbingan karir membantu memperoleh kompetensi yang diperlukan dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi yang akan dipilih dengan jawaban lainya


B. Pembahasan
            Dari pemaparan hasil penelitian di atas dapat kita ketahui bahwa bimbingan karir:
1.  Membantu terhadap pemilihan jurusan di perguruan tinggi siswa SMART Ekselensia Indonesia angkatan 7. Hal itu dapat kita lihat dari tabel berikut:

Pertanyaan
Jawaban
Hasil
YA
TIDAK
JAWABAN LAINYA
1
31
4
0
0,84
2
1
35
1
0,95
3
30
4
3
0,81
4
35
1
1
0,95
5
35
1
1
0,95
6
36
1
0
0,97
7
31
2
4
0,84
8
36
1
0
0,97
9
36
0
1

0,97
Tabel 1


Dari data  kuesioner yang kemudian dimasukkan kedalam tabel di atas, dapat kita ketahui bahwa bimbingan karir membatu siswa SMART Ekselensia Indonesia angkatan 7 dalam pemilihan jurusan di Perguruan Tinggi karena hasil keseluruhan > 75% atau > 0,75  sesuai dengan indikator yang tertulis diawal. Yaitu dengan hasil 0.95 atau 95%.

























BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
            Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka disimpulkan bahwa :
a)        Program Bimbingan yang diberikan guru BK efektif dalam membantu siswa SMART Ekselensia Indonesia angkatan 7 menentukan jurusan di perguruan tinggi.
      
B. Saran
       Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan lagi. Maka dari itu, penulis memberikan beberapa saran yaitu:
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh program Bimbingan Karir terhadap pemilihan jurusan di perguruan tinggi Siswa SMART Ekselensia Indonesia, dikarenakan masih banyak kekurangan dari karya ilmiah ini, terutama dari jumlah sampel.
Dalam penelitian ini, perlu adanya kuisioner lebih lanjut agar data yang didapat semakin valid.






DAFTAR PUSTAKA



Sumber Internet
l  edhayulaiana.blogspot.co.id/2012/10/peranan-guru-bk-dalam-pemilihan-jurusan.html

Sumber Buku
Maryati, Kun dan Juju Suryati, sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII, (Jakarta:Penerbit Erlangga, Esis,2006), Cet.1, hlm. 78









LAMPIRAN

Saya Sutrisno kelas XI IPS ingin meneliti
Pengaruh Pelayanan Bimbingan Karir dalam keputusan Pemilihan Jurusan di Perguruan Tinggi

Mohon partisipasi kakak untuk mengisi angket ini

Apakah sebelum bimbingan karir Anda bingung dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi?
Ya              
Tidak
Jawaban lainya........
Apakah setelah diberi bimbingan karir, Anda bingung untuk menentukan jurusan di Perguruan Tinggi?
Ya
Tidak
Jawaban lainya........
Jika tidak diberi Bimbingan karir , apakah Anda akan kebingungan dalam menentukan jurusan di Perguruan tinggi?
Ya
Tidak
Jawaban laniya........
Menurut Anda, Apakah siswa SMART butuh Bimbingan Karir dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi?
Ya
Tidak
Jawaban lainya........
Apakah anda merasakan manfaat Bimbingan Karir?
Ya
Tidak
Jawaban lainya........
Apakah informasi yang diberikan tentang seluk beluk Perguruan Tinggi membantu Anda dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi?
Ya
Tidak
Jawaban lainya…….
Apakah dalam menentukan jurusan di Perguruan Tinggi sesuai dengan minat, bakat, kepribadian, kemampuan, dan nilai Anda?
Ya
Tidak
Jawaban lainya…….




Jika belum memilih Jurusan, menurut Anda apakah harus memahami jurusan yang dipilih dalam  memilih jurusan di Perguruan Tinggi?
YA
Tidak
Jawaban lainya……
Apakah Bimbingan Karir membantu Anda untuk memperoleh kompetensi yang diperlukan dalam memilih jurusan di Perguruan Tinggi?
Ya
Tidak
Jawaban lainya……

Teima kasih atas partisipasi dan kesempatan Anda mengisi Angket ini JJJ


















BIOGRAFI PENULIS


Nama Lengkap                        : Sutrisno
Nama Panggilan                      : Bono
Tempat, Tanggal Lahir            : Balikpapan, 2 Jaunari 1998
Agama                                     : Islam
E-mail                                      : snoe401@gmail.com
Facebook                                 : Sutrisno
Twitter                                     : @snoe401
Alamat Rumah                        : Jln. Soekarno Hatta, KM 28, Kel. Karya Merdeka,                                                  Kec. Samboja. Kabupaten Kutai Kartanegara,                                                            Kalimantan Timur
Alamat Sekolah                       : Jln. Raya Parung-Bogor, KM 42, Ds Jampang,                                                         Kec. Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Prestasi                                    :  - Medali Emas Silat Perisai Diri Tingkat Jawa                                                         Tengah dan Yogyakarta 2013
                                                   - Medali Emas Pakuan Cup tingkat kabupateen                                                      Bogor 2014
                                                   - Juara II Futsal SMP Asy Syukro Expo 2013 Se-                                                   JABODETABEK



[1]              http://riezkaratna73.blogspot.com/2013/04/definisi-karier-dan-bimbingan-dan.html, diakses tanggal 1 Mei pukul 07.49 WIB
[2]              http://petamasadepanku.net/pengambilan-keputusan-untuk-profesi-pada-siswa/, diakses tanggal 1 Mei 2015 pukul 08.00 WIB.
[3]              http://petamasadepanku.net/pengambilan-keputusan-untuk-profesi-pada-siswa/, diakses tanggal 30 April 2015 jam 9.00 WIB
[4]              http://tri-yuniati-uns.blogspot.com/2012/05/bimbingan-karir.html  25 Mei 2015 pukul 09.06
[5]      Ibid
[7]      edhayulaiana.blogspot.co.id/2012/10/peranan-guru-bk-dalam-pemilihan-jurusan.html diakses pada 5 November 2015 pukul 09.26
[10]     Kun Maryati dan Juju Suryati, sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII, (Jakarta:Penerbit Erlangga, Esis,2006), Cet.1, hlm. 78
[11]     Kun Maryati dan Juju Suryati, sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII, (Jakarta:Penerbit Erlangga, Esis,2006), Cet.1, hlm. 79
1      Kun maryati,Juju suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XII, (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 118.

0 komentar:

Posting Komentar