Selasa, 15 Desember 2015

WISATA EXCOTIK KABUPATEN KUTAI BARAT

diambil dari:
http://yanarebang.blogspot.co.id/2014/09/wisata-exotic-kabupaten-kutai-barat.html


 
“Tanaa Purai Ngeriman” yang artinya tanah atau alam dan negri yang subur dan rezeki yang melimpah tanpa akhir adalah semboyan dari Kabupaten Kutai Barat yaitu salah satu Kabupaten pemekaran di Provinsi Kalimantan Timur yang lebih dikenal dengan nama “Sendawar”.
Lou Mancong
 Hutan yang masih sangat alami dan pepohonan yang hijau tumbuh liar akan banyak kita jumpai di Kabupaten ini, meski sesekali kita akan melihat eksploitasi hutan yang banyak dibabat untuk diambil sumber daya alamnya dan ini semakin meluas jumlah hektarnya.
Baiklah kita mulai saja untuk membahas wisata excotik di pedalaman Borneo ini diawali dari ibu kota Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kota Samarinda. Ada 5 transportasi yang bisa digunakan  menuju ke Ibu kota Kabupaten yaitu Sendawar yang terletak di Kecamatan Barong Tongkok terdiri dari kapal sungai, mobil travel (mini bus), bus, motor dan pesawat terbang.  Jarak tempuh darat dari Kota Samarinda menuju Sendawar yang berada tepat di Kecamatan Barong Tongkok (Ibu kota Kutai Barat) ± 350 km, dengan lama perjalanan antara 7 hingga 12 jam untuk jalur darat, sedangkan lewat jalur air antara 15 hingga 20 jam.
HARI PERTAMA (06.00 – 00.00)
Kita mengulasnya mulai dari hari pertama jika anda ingin mengunjungi Kabupaten ini, saran saya mulailah dengan jalur air menggunakan kapal sungai yang berada di Pelabuhan Sungai Kunjang, Samarinda. Harga tiket perorang untuk dek atas Rp.140.000 yang mendapatkan fasilitas tempat tidur beserta bantalnya, dan kipas angin, sedangkan dek bawah Rp.120.000 tanpa fasilitas. Kamar mandi berada di dek bawah paling belakang. Untuk urusan perut, anda jangan khwatir, di kapal tersedia kantin yang menyediakan makanan hingga sabun mandi, dan ketika kapal berlabuh di beberapa pelabuhan yang dilewati, penjual makanan akan berdatangan ke dalam kapal untuk menjajakan makanan khas Suku Kutai seperti lemang, telur asin, lemper, nasi kuning dan sebagainya.
Mengapa saya menyarankan untuk lewat jalur air terlebih dahulu dibandingkan jalur darat, karena jika dari Kab. Kutai Barat menuju Samarinda (milir) anda lebih banyak dikapal pada malam hari, karena perjalanan di mulai pada pukul 18.30 wita dan sampai sekitar pukul 10.00 wita, jadi anda tidak leluasa untuk menikmati pemandangan Sungai Mahakam. Sedangkan jika anda memulai perjalanan dari Samarinda menuju Kab.Kutai Barat (Mudik) anda akan menikmati pemandangan beserta aktifitas di sepanjang Sungai Mahakam karena perjalanan dimulai pada pukul 06.00 wita dan sampai di Kab.Kutai Barat tepatnya di Pelabuhan Melak (Kec.Melak) sekitar pukul 00.00 wita.
Setiap harinya ada 2 kapal yang berangkat dari Samarinda pada pukul 06.00 wita, yaitu kapal dengan rute Samarinda – Melak atau Samarinda – Melak – Long Bagun. Satu saran saya lagi, jika anda ingin bertemu dengan perempuan berkuping panjang dari Suku Dayak Aoheng, Kenyah atau Bahau, maka naiklah kapal dengan rute Samarinda – Melak – Long Bagun dan semoga anda beruntung, walaupun tidak bertemu, kadang kala kita akan bertemu perempuan suku Dayak Aoheng, Kenyah dan Bahau yang kaki dan tangannya dipenuh tato sebagai symbol identitas mereka, namun kupingnya tidak dipanjangkan, karena biasanya mereka akan naik kapal yang rutenya hingga ke Long Bagun, tempat dimana kapal besar terakhir berlabuh. Tapi perlu diingat, jika anda naik kapal dengan rute ini, sebaiknya anda memberi tahu terlebih dahulu kepada pemilik kapal atau anak buah kapal bahwa anda akan turun di Melak, takutnya anda keterusan sampai di Kec.Long Bagun yang sekarang telah menjadi Kabupaten pemekaran baru yaitu Kabupaten Mahakam Hulu.
Sampailah akhirnya kapal anda berlabuh di Pelabuhan Melak. Di kecamatan ini banyak terdapat penginapan, bahkan anda berjalan kaki sedikit dari pelabuhan, anda sudah bisa menemukan penginapan – penginapan. Namun jika anda ingin langsung ke Kec.Barong Tongkok  anda bisa menggunakan travel (mobil plat hitam) atau ojek yang stanby tidak jauh dari pelabuhan, tepatnya di dekat pos polisi, untuk bertanya dimana letaknya, anda bisa bertanya pada petugas Dinas Perhubungan yang bertugas di Pos Pelabuhan Melak. Atau bagi anda yang berpergian ala Backpacker, anda bisa menginap sebentar sembari menunggu terang di Pelabuhan Melak, karena di pelabuhan ini ada tempat tunggu penumpang yang lantainya bersih bisa untuk berlesehan dan didalamnya ada TV umum serta tidak jauh disampingnya terdapat Kamar mandi Umum yang masih terjaga kebersihannya. Biasanya para buruh angkut barang dan pedagang asongan beristirahat ditempat ini.
HARI KEDUA (08.00 – 00.00)
Kecamatan Barong Tongkok (Sendawar) adalah ibu kota Kabupaten Kutai Barat. Jarak dari Kecamatan Melak ke Kecamatan Barong Tongkok hanya ± 18 km saja. Di daerah ini terdapat banyak penginapan dan hotel. Dari daerah ini anda akan memulai untuk menikmati objek wisata excotic Kutai Barat. Jika anda sudah sampai ke daerah ini, anda bisa menemui saya karena saya tinggal tidak jauh dari Hotel Ammar yang berada tepat di jantung Ibu kota kabupaten tepatnya di Kelurahan Simpang Raya dekat Pusat perkantoran pemerintah kabupaten, dan saya siap memberikan info serta membantu anda dengan sukarela. Perlu di ingat, sementara saya hanyalah HOST, bukan GUIDE :) 

Untuk selanjutnya ketika anda sudah berada di Kecamatan Barong Tongkok, di sarankan untuk pergi pertama kali ke objek wisata mulai di pagi hari sekitar jam 8 pagi ke Objek wisata Kersik Luway.  Karena jika anda ke Kersik Luway di atas jam 9 pagi, sengatan matahari sangat terasa sekali karena hutan disana banyak di penuhi pasir putih, yang jika anda lewati, pasinya akan terasa hangat. Dari pusat kabupaten di Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok menuju Kersik Luway yang berada di Kecamatan Sekolaq darat anda dapat menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4, dan jarak yang ditempuh sekitar ± 10 km ditambah 3,5 km untuk menuju ke objek wisata Kersik Luway.
Kersik Luway dalam bahasa Dayak Tunjung berarti padang sunyi. Kersik Luway merupakan padang pasir putih yang ditumbuhi berbagai habitat anggrek hutan. Kawasan ini terletak di Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Sekolaq Darat dengan luas ± 5000 Ha. Ini merupakan kawasan dengan hamparan pasir putih yang ditumbuhi berbagai jenis anggrek. Diantaranya : erya vania, erya vania floyribunda, coelogyne rocussoini, bulpophylum mututina, dan coelogyne pandurata atau anggrek hitam. Anggrek hitam merupakan jenis anggrek langka. Tidak jauh dari kawasan anggrek hitam (sekitar ± 3 km) terdapat sebuah air terjun yang disebut Jantur gemuruh. Jantur  gemuruh merupakan aliran sungai tapaq. Sebaiknya anda ke Cagar alam ini pada akhir bulan November hingga awal April,  karena Anggrek hitam tersebut berbunga di sepanjang bulan – bulan tersebut, dan jangan lupa untuk melapor kepada petugas Cagar Alam yang berada di Posko Kersik Luway, karena kawasan cagar alam begitu luas, dan banyak cabang jalan, ditakutkan nanti anda sesat.
Setelah anda menikmati 2 objek wisata diatas, anda bisa melanjutkan objek wisata lainnya di Kecamatan Nyuatan yaitu Jantur ( Air terjun ) Inar yang terletak di Kampung Temula dan sebelum anda menuju ke objek wisata tersebut anda akan menemui terlebih dahulu rumah panjang atau sering disebut Lamin/Lou/Luuq oleh Suku Dayak Benuaq yaitu Lou Eheng yang terletak di Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong Tongkok.
Jantur Inar (Air Terjun Inar)
Disarankan anda ke Jantur Inar terlebih dahulu, agar bisa menikmati air terjun dengan berbasah-basah ria dan jangan lupa untuk membawa baju ganti, barulah anda ke lou eheng. Dari pusat kota Sendawar (Kelurahan Simpang Raya Kec.Barong Tongkok) menuju Jantur Inar sekitar ± 30 km. Jantur ini adalah air terjun yang tertinggi di Kabupaten Kutai Barat yaitu ± 35 meter dan jantur ini masih sangat alami. Setelah anda puas menikmati jernihnya air terjun yang jatuh dari ketinggian 35 meter itu, kembalilah anda memulai perjalanan wisata di pedalaman Kalimantan timur, dengan trip selanjutnya anda bisa ke kampung eheng (arah jalannya kembali ke Kec.Barong Tongkok) namun sebelum anda ke kampung tersebut anda akan melewati sungai Brasan di bawah bukit kojau yaitu sungai diantara bukit yang paling tinggi yang akan anda jumpai di dalam perjalanan antara Kampung Temula dan Kampung Eheng. Disana anda juga dapat menikmati pemandangan alam yang begitu excotik, pohon-pohon aren yang berjajar kokoh disepanjang sungai ditambah warna hijau dari dedaunan pohon hutan menambah segarnya mata memandang, begitu juga pemandangan air sungai (kali) yang jernih dan terdapat banyak batu-batu kecil didalamnya.
Lanjutkan lagi perjalanan anda menuju kampung Eheng (Pepas Eheng), disana terdapat Lou Eheng yang dihuni sekitar 10 KK dari suku Dayak Benuaq. Didepan Lou tersebut banyak berjejer patung-patung. Patung-patung dengan ukiran dayak & seperti wajah-wajah manusia atau dalam bahasa Dayak Benuaqnya adalah Belontanqk, berdiri & berjejeran didepan tangga menuju kedalam lou kampung eheng. Semakin banyak patung-patung itu berdiri berarti semakin banyak pula acara Kwangkey/Kenyeuw yang pernah dilakukan di dalam keluarga yang bermukim di lou tersebut. Kwangkey (jasad yang sudah lama meninggal diatas 10 tahun atau yang sudah tinggal tulang2nya) atau Kenyeuw (jasad yang baru meninggal dibawah 5 tahun dan jasadnya masih utuh di dalam kubur) adalah acara kematian suku dayak Benuaq yang biasanya ada pengorbanan hewan (Potong Kerbau / Sapi) yaitu kerbau atau sapi dengan cara di tombak di lapangan terbuka dan si hewan kurban di ikat di belontangk. Jika anda ingin melihat acara tersebut, anda bisa bertanya kepada masyarakat di kampung tersebut atau bertanyalah kepada masyarakat dayak yang anda temui di sepanjang kabupaten ini, karena acara tersebut tersebar dimana-mana kecuali di kecamatan Long iram dan sekitarnya, karena yang mempunyai acara tersebut adalah suku dayak benuaq dan tunjung, acara  tersebut biasanya ditandai dengan adanya bendera putih didepan rumah yang sedang mengadakan acara tersebut. Acara ini sangat direkomendasikan untuk anda lihat, jika anda kesulitan untuk mendapatkan informasi yang luas tentang acara tersebut, anda bisa menghubungi saya, karena acara adat kematian ini sangat unik & pastinya Excotic. Sepanjang acara tersebut digelar, di setiap malamnya ada acara khusus yaitu ngerangkaw, Ngerangkaw ini adalah tari-tarian persembahan untuk roh yang sudah tiada, biasanya tari-tarian dibawakan oleh dua kelompok secara bergantian, yaitu kelompok pria & kelompok wanita. Aroma mistik pun akan tercium disana, berbagai pemandangan sesajen/sesaji beserta aneka kain dan sebagainya menghiasi acara tersebut, di lou/lamin yang anda jumpai biasanya sering mengadakan acara tersebut. 
Lamin Eheng
Ada satu lagi acara adat suku benuaq tunjung yang sering diadakan yaitu acara pengobatan tradisional yang dalam bahasa benuaq nya Beliant. Di daerah kampung eheng sering sekali ada rumah penduduk yang mengadakan acara tersebut, untuk menjumpainya anda bisa bertanya kepada masyarakat sekitar. Beliant adalah tradisi masyarakat dayak benuaq tunjung sejak dahulu kala dan turun temurun untuk pengobatan dan masih bertahan hingga sekarang. Setiap orang yang sakit biasanya di beliant oleh dukun kampung. Beliant pun banyak aneka ragamnya seperti Beliatn Bawo, Beliatn Bawe, Beliatn Sentiyu, Beliatn Kenyong, Beliatn Luangan, Beliatn Bejamu dan lain-lainnya.

sang Pemeliant dalam prosesi acara Beliant
Namun bukan hanya lou/lamin dan acara-acara adat saja yang akan anda temui di kampung pepas eheng ini, anda dapat juga menjumpai masyarakat yang sedang menganyam kerajinan dari rotan seperti tas yang terbuat dari rotan atau dalam bahasa benuaqnya anjat, biasanya kita dapat menjumpai mereka di dalam lamin atau pun dirumah penduduk di sepanjang jalan desa ini, biasanya mereka duduk-duduk di teras rumah dan disini anda pun dapat membeli cinderamata asli kerajinan dari kabupaten kutai barat yaitu anjat, gelang, cincin dan sebagainya, karena ditempat lain harganya jauh lebih mahal karena disini termasuk tempat sentra kerajinan.
Dan tak jauh dari lamin tersebut ada sebuah kuburan tua khas dayak benuaq. Kuburan tua itu , petinya tidak dikubur di dalam tanah, melainkan diletakkan diatas tongkat penyangga, peti beserta tongkat penyangga lbih kelihatan Excotic karena terdapat ukiran – ukiran khas Dayak. Biasanya jasad yang telah di bersihkan tulang – tulangnya dan telah dibuat acara adat, selanjutnya tulang – tulang tersebut dimasukkan dalam peti yang diletakkan diatas tongkat penyangga tersebut atau dalam bahasa Dayak Benuaqnya yaitu Tempelakq.


Tempelakq

Lanjut lagi perjalanan anda dengan arah balik ke Barong tongkok, namun sebelum anda sampai di barong tongkok, sekitar 1 km dari kampung pepas eheng anda bisa menemui pengrajin Mandau (senjata khas dayak) rumahnya tidak jauh dari sungai idan, namun sepanjang saya sering kesana, saya hanya menikmati orang tersebut sedang membuat ulu (gagang Mandau) dan ternyata beliau tidak membuat besi parang (boetn manaau), hanya sebatas membuat ulu, sarung parang & aksesories mandau saja, disana anda dapat membeli mandau yang sudah jadi, harganya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 4.000.000. Ada juga yang Rp 300.000 namun hanya sebatas parang biasa. 
Setelah anda puas menikmati tangan sang pengrajin yang sedang membuat ulu Mandau, anda bisa melanjutkan perjalanan kembali ke kampung berikutnya yang jaraknya sekitar 1 km dari tempat pengrajin Mandau, disana kembali akan anda temui rumah adat yaitu Lamin Benung (Lou Benung) yang didepannya terdapat banyak sekali patung-patung yang berdiri kokoh dan patung disini lebih banyak dibandingkan rumah adat lamin di kampung eheng tadi. Sama halnya dengan di Lou Eheng, tak jauh dari lamin tersebut ada sebuah kuburan tua khas dayak benuaq yang lebih banyak variasinya dibandingkan kuburan yang ada di Eheng. 

Lou Benung
Di kampung mencimai (sebelum memasuki kampung eheng & benung kalau dari arah simpang raya) terdapat museum kayu. Disana anda akan dibawa untuk lebih mengenal berbagai macam jenis kayu yang tumbuh di hutan kutai barat.
Wisata selanjutnya adalah wisata yang baru di bangun oleh pemerintah Kabupaten kutai barat tepatnya bernama “taman budaya sendawar (lamin 6 etnis)” yang berada tidak jauh dari pusat perkantoran pemerintah arahnya menuju ke melak. Disana dibangun sebuah lamin/loou 6 etnis yang terdiri dari suku Dayak Benuaq, Dayak Tunjung, Dayak Bahau, Dayak Aoheng, Dayak Kenyah & etnis Melayu (Kutai, Banjar, dll). Namun Lamin/Loou tersebut dibangun dengan sentuhan modern. Saran saya jika anda ingin ke Kabupaten Kutai Barat tepatnya jika anda berkunjung ke Ibu kotanya datanglah di hari sabtu, karena di taman budaya sendawar setiap sabtu malam selalu diadakan pertunjukan tari-tarian tradisional 6 etnis. 

Taman Budaya Sendawar
Masih satu lokasi di taman budaya sendawar terdapat toko souvenir yang dikelola oleh dinas pariwisata, disana anda dapat membeli cindera mata sebagai oleh-oleh, selain disana masih banyak tempat lainnya untuk membeli oleh-oleh seperti di melak & tentunya di kampung eheng.
Terdapat pula Museum Etnografi Sendawar yang berada di Pusat perkantoran pemerintah kabupaten, hari bukanya senin sampai kamis (08.00 - 16.00 wita) sedangkan hari Jumat (08.00 – 12.00 wita). Di Museum ini anda bisa menikmati koleksi – koleksi benda serta ornament- ornament suku Dayak yang berada di Kabupaten Kutai Barat pada masa lalu.
Di Kabupaten Kutai Barat anda akan banyak menjumpai objek wisata Jantur (air terjun) selain dari nama-nama jantur yang telah saya paparkan diatas. Beberapa jantur tersebut adalah Jantur Manarung yang berlokasi di kampung ombau asa yang masih berada di kecamatan barong tongkok. Lalu jantur mapan yang berada dipinggir jalan raya kampung mapan, tidak jauh dari jantur mapan terdapat gua maria, dimana tempat tersebut sebagai tempat wisata religi. Dan masih banyak jantur lainnya.
Danau Aco yaitu sebuah danau diatas bukit yang berada di kampung melapeh baru, anda bisa melihat ekosistem yang saling melengkapi dari hutan, air hingga bukit di danau ini. Fasilitas penunjang lainnya juga telah disediakan seperti perahu karet agar anda bisa mengelilingi danau dari sudut demi sudut. Ikan air tawar pun banyak terdapat didanau ini, anda pun dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti memancing.

Danau Aco
Jika anda ingin menikmati tarian hudoq yang menandakan akan dimulainya penanaman benih padi atau istilah disini orang menyebutnya nugal, datanglah dibulan oktober ke daerah Kabupaten Mahakam Hulu dan di bulan nopember ada pesta erau dayak bahau yang sering dilangsungkan di lamin kampung tering. 
CONTOH  ITENERARY HARI KEDUA :
08.00 – 08.20              start dari Kec.Barong Tongkok ke Cagar Alam Kersik Luway Kec.Sekolaq Darat
08.20 – 09.20              explore Kersik Luway plus tower pemantau hutan
09.20 – 09.40              menuju Museum Kayu di Kampung Mencimai, Kec.Barong Tongkok
09.40 – 10.10              explore Museum Kayu
10.10 – 10.30              menuju Jantur Inar Kampung Temula Kec.Nyuatan
10.30 – 11.30              explore Jantur inar
11.30 – 12.00              sembari mencari acara Beliant (biasanya banyak di daerah ini, namun acara dimulai sekitar jam 2 siang, tapi jangan khawatir jika kita kesana sebelum jam 2 siang dan tidak sempat melihat acaranya, paling tidak sudah melihat prosesi persiapan acaranya saja)
12.00 – 12.30              makan siang, istirahat, 
12.30 – 13.30              explore rumah adat panjang Lou Eheng, kuburan tua, melihat perajin anyaman rotan, mandau, perisai, beserta aktifitas masyarakatnya
13.30 – 13.40              menuju Lou Benung
13.40 – 14.00             explore Lou Benung, kuburan tua, dll
14.00 – 18.00              sembari mencari acara Potong Kerbau (biasanya acara dimulai sejak pagi, namun sejak jam 2 siang kita bisa melihat prosesi – prosesi puncak acara adat kwangkey/Kenyau, acara potong kerbau akan dimulai sekitar jam 5 sore, sebelum dimulai anda bisa keliling di pasar dadakan yang tidak jauh dari acara adat, di pasar tersebut anda akan menemui penjual buah – buah hutan khas Kutai Barat, bahkan penjual senjata khas Dayak yaitu Mandau sering ada di pasar ini.
18.00 – 20.00              kembali ke Kec.barong Tongkok untuk mandi, istirahat, dll
20.00 – 00.00              Jika anda datang bertepatan sabtu malam minggu, anda bisa menikmati tari – tarian tradisional Suku Dayak di Taman Budaya Sendawar, atau jika bertepatan dengan acara Kwangkey/Kenyau anda bisa dating pada malam hari untuk melihat prosesi acara adat yang biasanya ada acara tarian ngerangkaw, biasanya kita dibolehkan untuk ikut serta dalam tari- tarian tersebut.
Itinerary masih bisa berubah – ubah, selain ke tempat yang dicantumkan diatas, masih banyak lagi tempat lain di sekitar Kecamatan Barong Tongkok, seperti Museum Etnografi, Perkantoran Pemerintah yang bangunannya di desain sangat excotik, lalu ada beberapa Penjara dan sumur bekas belanda, dan lain – lainnya.
Selain wisata alam, budaya, masih ada wisata lainnya yang bisa anda temukan di Kabupaten ini, yaitu mencicipi buah - buahan lokal asli Kutai Barat yang banyak tumbuh di Lembo masyarakat Dayak. Untuk diketahui Lembo adalah sebuah Hutan Buah – buahan,

Buah – buahan di Kabupaten ini sangat beragam, contohnya yang sudah familiar dan masih terdapat di daerah lain yaitu Durian, Elai, Cempedak dan Kapul. Buah - buahan yang mungkin jarang ada di tempat lain misalnya Jentik’an, ngenau, ihau, meluwikq, Kertungan (sejenis durian tapi durinya lebih panjang dan bentuknya lebih bulat),keramukq dan masih banyak lagi.
Jika anda ingin mencicipi buah – buahan tersebut, maka datanglah pada musimnya. Anda bisa membelinya di pasar tradisional atau pun di pinggir – pinggir jalan.
HARI KETIGA (08.00 – 00.00)
Selanjutnya, jika anda ingin melanjutkan perjalanan kembali ke daerah lainnya dari Kecamatan Barong Tongkok ini. Anda bisa naik mobil-mobil travel atau bis yang tujuannya ke Samarinda. Namun anda tidak langsung balik ke Samarinda, melainkan untuk ke Kecamatan Muara Lawa yang masih berada di Kabupaten Kutai Barat, jarak tempuh dari Kecamatan Barong Tongkok menuju Kecamatan Muara Lawa sekitar ± 28 km. 
Sarankan pertama untuk wisata selanjutnya ke kampung lambing di Kecamatan Muara Lawa, disana anda dapat melihat  rumah adat Suku Benuaq Lainnya yaitu Lou Tolatn. Lamin ini merupakan lamin tertua di Kecamatan Muara Lawa. Lou tolatn masih relative alami dengan lingkungan yang masih rindang. Di sekitar lamin terdapat komplek kuburan tua dan danau sebagai persediaan air untuk penghuni lamin kala itu.
Setelah puas, anda bisa melanjutkan perjalanan wisata ke kecamatan lainnya namun masih dalam satu kabupaten Kutai barat yaitu Kecamatan Jempang tepatnya di Kampung Tanjung Isuy.
Untuk menuju kesana dari Kecamatan Muara Lawa ini anda bisa menumpang bis atau mobil travel yang mau ke arah Samarinda dan turun disimpang sawit (supir – supir tau tempat ini), namun alangkah baiknya anda minta diturunkan di Kampung Tanjung Isuy, bisa juga anda menyewa (Carter) hingga di antar ke Samarinda. Waktu yang ditempuh dari simpang sawit menuju ke Kampung Tanjung Isuy sekitar ± 30 menit. Sekedar info, setiap harinya ada Bis yang berangkat dari Kampung Tanjung Isuy ke Samarinda, dan sebaliknya dari Samarinda (Terminal Sungai Kunjang) ke Kampung Tanjung dengan tarif Rp. 70.000,- .
Di Kecamatan ini kita bisa menikmati objek wisata Danau Jempang yang memiliki luas ± 15.000 ha dan memiliki panorama yang eksotis dan air danau yang bersahabat. Biasanya di danau ini menjadi tempat upacara adat pelas danau bersamaan dengan berlangsungnya Ehaq Jempang dibulan mei dan biasanya kegiatan itu ada lomba perahu dayung  & lomba ketinting.


Danau Jempang
Di Kecamatan tersebut kita bisa melihat 3 rumah adat atau yang disebut lou (rumah panjang), yang pertama kali akan kita jumpai adalah Lou Mancong yang terletak di Kampung Mancong, Kecamatan Jempang, kalau dari jalan utama simpang sawit, letak kampung ini di sebelah kanan. Lamin/lou  ini memiliki dua lantai yang digunakan sebagai perkumpulan masyarakat suku Benuaq melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk turis yang dating ke Lou ini dan ingin melihat tari – tarian suku Dayak Benuaq, anda bisa menghubungi pengurus Lou tersebut atau saya sendiri. Karena biasanya kita harus memberitahun terlebih dahulu, minimal sehari sebelum kunjungan. Biasanya turis diminta biaya perorang sebesar Rp.250.000 untuk 7 tarian termasuk tarian selamat dating. Namun jika anda tidak berminat, hanya ingin melihat bangunan yang diresmikan pada tanggal 5 April 1987 tidak jadi masalah. Lou Mancong sudah sangat mendunia sebagai salah satu rumah adat yang masih dilestarikan. Di Lou ini pun anda bisa menginap dengan biaya Rp.50.000 permalamnya.
Lalu kita lanjut perjalanan lagi ke rumah adat lainnya yaitu ke Lou Batuq Bura yang berada di daerah Kecamatan Jempang dan ini menjadi gerbang pertama yang kita jumpai ketika kita melakukan perjalanan menuju Kampung Tanjung Isuy. Disini terdapat sebuah lamin/lou yang dihuni kurang lebih 10 KK  dan merupakan tempat kelompok keluarga melakukan aktivitas kerajinan tenun ikat doyo (Ulap doyo). Biasanya ulap doyo digunakan untuk pakaian upacara adat dan tari-tarian. Tenun ikat ulap doyo merupakan tenun adat dan kerajinan tradisional khas suku dayak benuaq, ciri khas tersebut terletak pada motif, system ikat tenun dan bahan baku berupa benang dari daun doyo (curcoliga Latifalia Lend) dan ini mempunyai ciri khas Yang berbeda dengan tenun ikat lainnya di Indonesia. Lou tersebut didirikan pada tahun 1990. Dan merupakan Lou yang masih mempertahankan ornament – ornament suku Dayak Benuaq dan benar – benar masih dihuni oleh keluarga penerusnya.
Setelah itu kita akan mengunjungi Lou Temenggung Merta yang merupakan peninggalan kerajaan Temenggung Merta yang bangunannya baru saja di renovasi menyeluruh, yang bertahan dari keasliannya dari awal pembangunan terdahulu, hanya  7 tiang penyangganya saja, selebihnya bahan – bahan olahan baru, termasuk dindingnya sekarang terbuat dari kayu ulin, bukan seperti yang terdahulu, yaitu dari kulit kayu, ini dikarenakan semakin sulit untuk menemukan kulit kayu tersebut.
Objek wisata yang terakhir adalah Situs Kuburan Tua merupakan kumpulan kuburan raja-raja atau keturunan raja yang pernah menjadi penguasa di daerah Tanjung Isuy.
Selain objek-objek wisata tersebut, anda juga bisa mengunjungi berbagai objek wisata lainnya yang juga merupakan objek yang terletak di Kecamatan Jempang dan bongan, antar lain : Lamin kampung Pentat, Lamin Lempunah, Lamin Muara Nayan, Lamin Muara Tae, Gua Munau dan Lamin adat Resak.
Selanjutnya dari akhir perjalanan tersebut di Kampung Tanjung Isuy, barulah anda balik kembali ke Kota Samarinda.
Demikian beberapa referensi objek wisata di Kabupaten Kutai Barat, Dan akhirnya jika anda sudah mulai penasaran akan excotiknya Kutai Barat silahkan anda berkunjung dan menikmati wisata alam serta budayanya.

Prosesi acara puncak Kwangkey / Kenyau yaitu Pemotongan Hewan Kurban

Acara Nikah Adat Suku Dayak Benuaq 'kedua mempelai menduduki gong sambil mendengar petuah - petuah dari tetua

Pemahat Patung

salah satu penjara peninggalan Belanda                                                               

0 komentar:

Posting Komentar