http://yanarebang.blogspot.co.id/2014/09/wisata-exotic-kabupaten-kutai-barat.html
“Tanaa
Purai Ngeriman” yang artinya tanah atau
alam dan negri yang subur dan rezeki yang melimpah tanpa akhir adalah
semboyan dari Kabupaten Kutai Barat yaitu salah satu Kabupaten pemekaran di
Provinsi Kalimantan Timur yang lebih dikenal dengan nama “Sendawar”.
Lou Mancong |
Hutan
yang masih sangat alami dan pepohonan yang hijau tumbuh liar akan banyak kita
jumpai di Kabupaten ini, meski sesekali kita akan melihat eksploitasi hutan
yang banyak dibabat untuk diambil sumber daya alamnya dan ini semakin meluas
jumlah hektarnya.
Baiklah
kita mulai saja untuk membahas wisata excotik di pedalaman Borneo ini diawali
dari ibu kota Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kota Samarinda. Ada 5
transportasi yang bisa digunakan menuju
ke Ibu kota Kabupaten yaitu Sendawar yang terletak di Kecamatan Barong Tongkok terdiri
dari kapal sungai, mobil travel (mini bus), bus, motor dan pesawat terbang. Jarak tempuh darat dari Kota
Samarinda menuju Sendawar yang berada tepat di Kecamatan Barong Tongkok (Ibu
kota Kutai Barat) ± 350 km, dengan lama perjalanan antara 7 hingga 12 jam untuk
jalur darat, sedangkan lewat jalur air antara 15 hingga 20 jam.
HARI
PERTAMA (06.00 – 00.00)
Kita
mengulasnya mulai dari hari pertama jika anda ingin mengunjungi Kabupaten ini,
saran saya mulailah dengan jalur air menggunakan kapal sungai
yang berada di Pelabuhan Sungai Kunjang, Samarinda. Harga tiket perorang untuk dek
atas Rp.140.000 yang mendapatkan fasilitas tempat tidur beserta
bantalnya, dan kipas angin, sedangkan dek bawah Rp.120.000 tanpa
fasilitas. Kamar mandi berada di dek bawah paling belakang. Untuk urusan perut,
anda jangan khwatir, di kapal tersedia kantin yang menyediakan makanan hingga
sabun mandi, dan ketika kapal berlabuh di beberapa pelabuhan yang dilewati,
penjual makanan akan berdatangan ke dalam kapal untuk menjajakan makanan khas
Suku Kutai seperti lemang, telur asin, lemper, nasi kuning dan sebagainya.
Mengapa
saya menyarankan untuk lewat jalur air terlebih dahulu dibandingkan jalur darat,
karena jika dari Kab. Kutai Barat menuju Samarinda (milir) anda lebih banyak
dikapal pada malam hari, karena perjalanan di mulai pada pukul 18.30 wita dan
sampai sekitar pukul 10.00 wita, jadi anda tidak leluasa untuk menikmati
pemandangan Sungai Mahakam. Sedangkan jika anda memulai perjalanan dari
Samarinda menuju Kab.Kutai Barat (Mudik) anda akan menikmati pemandangan
beserta aktifitas di sepanjang Sungai Mahakam karena perjalanan dimulai pada
pukul 06.00 wita dan sampai di Kab.Kutai Barat tepatnya di Pelabuhan Melak
(Kec.Melak) sekitar pukul 00.00 wita.
Setiap
harinya ada 2 kapal yang berangkat dari Samarinda pada pukul 06.00 wita, yaitu
kapal dengan rute Samarinda – Melak atau Samarinda – Melak – Long Bagun.
Satu saran saya lagi, jika anda ingin bertemu dengan perempuan berkuping
panjang dari Suku Dayak Aoheng, Kenyah atau Bahau, maka naiklah kapal dengan
rute Samarinda – Melak – Long Bagun
dan semoga anda beruntung, walaupun tidak bertemu, kadang kala kita akan
bertemu perempuan suku Dayak Aoheng, Kenyah dan Bahau yang kaki dan tangannya dipenuh
tato sebagai symbol identitas mereka, namun kupingnya tidak dipanjangkan,
karena biasanya mereka akan naik kapal yang rutenya hingga ke Long Bagun,
tempat dimana kapal besar terakhir berlabuh. Tapi perlu diingat, jika anda naik
kapal dengan rute ini, sebaiknya anda memberi tahu terlebih dahulu kepada
pemilik kapal atau anak buah kapal bahwa anda akan turun di Melak, takutnya
anda keterusan sampai di Kec.Long Bagun yang sekarang telah menjadi Kabupaten
pemekaran baru yaitu Kabupaten Mahakam Hulu.
Sampailah
akhirnya kapal anda berlabuh di Pelabuhan Melak. Di kecamatan ini banyak
terdapat penginapan, bahkan anda berjalan kaki sedikit dari pelabuhan, anda
sudah bisa menemukan penginapan – penginapan. Namun jika anda ingin langsung ke
Kec.Barong Tongkok anda bisa menggunakan
travel (mobil plat hitam) atau ojek yang stanby tidak jauh dari pelabuhan,
tepatnya di dekat pos polisi, untuk bertanya dimana letaknya, anda bisa bertanya
pada petugas Dinas Perhubungan yang bertugas di Pos Pelabuhan Melak. Atau bagi
anda yang berpergian ala Backpacker, anda bisa menginap sebentar sembari
menunggu terang di Pelabuhan Melak, karena di pelabuhan ini ada tempat tunggu
penumpang yang lantainya bersih bisa untuk berlesehan dan didalamnya ada TV
umum serta tidak jauh disampingnya terdapat Kamar mandi Umum yang masih terjaga
kebersihannya. Biasanya para buruh angkut barang dan pedagang asongan beristirahat
ditempat ini.
HARI
KEDUA (08.00 – 00.00)
Kecamatan
Barong Tongkok (Sendawar) adalah ibu kota Kabupaten Kutai Barat. Jarak dari
Kecamatan Melak ke Kecamatan Barong Tongkok hanya ± 18 km saja. Di daerah ini terdapat
banyak penginapan dan hotel. Dari daerah ini anda akan memulai untuk menikmati
objek wisata excotic Kutai Barat. Jika anda sudah sampai ke daerah ini, anda
bisa menemui saya karena saya tinggal tidak jauh dari Hotel Ammar yang berada
tepat di jantung Ibu kota kabupaten tepatnya di Kelurahan Simpang Raya dekat
Pusat perkantoran pemerintah kabupaten, dan saya siap memberikan info serta
membantu anda dengan sukarela. Perlu di ingat, sementara saya hanyalah HOST,
bukan GUIDE :)
Untuk
selanjutnya ketika anda sudah berada di Kecamatan Barong Tongkok, di sarankan
untuk pergi pertama kali ke objek wisata mulai di pagi hari sekitar jam 8 pagi
ke Objek wisata Kersik Luway. Karena jika anda ke Kersik Luway di atas jam 9
pagi, sengatan matahari sangat terasa sekali karena hutan disana banyak di
penuhi pasir putih, yang jika anda lewati, pasinya akan terasa hangat. Dari
pusat kabupaten di Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok menuju Kersik
Luway yang berada di Kecamatan Sekolaq darat anda dapat menggunakan kendaraan
roda 2 atau roda 4, dan jarak yang ditempuh sekitar ± 10 km ditambah 3,5 km
untuk menuju ke objek wisata Kersik Luway.
Kersik Luway
dalam bahasa Dayak Tunjung berarti padang sunyi. Kersik Luway merupakan padang pasir
putih yang ditumbuhi berbagai habitat anggrek hutan. Kawasan ini terletak di
Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Sekolaq Darat dengan luas ± 5000 Ha. Ini
merupakan kawasan dengan hamparan pasir putih yang ditumbuhi berbagai jenis
anggrek. Diantaranya : erya vania, erya
vania floyribunda, coelogyne rocussoini, bulpophylum mututina, dan coelogyne pandurata atau anggrek hitam.
Anggrek hitam merupakan jenis anggrek langka. Tidak jauh dari kawasan anggrek
hitam (sekitar ± 3 km) terdapat sebuah air terjun yang disebut Jantur gemuruh.
Jantur gemuruh merupakan aliran sungai tapaq.
Sebaiknya anda ke Cagar alam ini pada akhir bulan November hingga awal
April, karena Anggrek hitam tersebut
berbunga di sepanjang bulan – bulan tersebut, dan jangan lupa untuk melapor
kepada petugas Cagar Alam yang berada di Posko Kersik Luway, karena kawasan
cagar alam begitu luas, dan banyak cabang jalan, ditakutkan nanti anda sesat.
Setelah
anda menikmati 2 objek wisata diatas, anda bisa melanjutkan objek wisata
lainnya di Kecamatan Nyuatan yaitu Jantur
( Air terjun ) Inar yang terletak di Kampung Temula dan sebelum anda
menuju ke objek wisata tersebut anda akan menemui terlebih dahulu rumah panjang
atau sering disebut Lamin/Lou/Luuq oleh Suku Dayak Benuaq yaitu Lou Eheng yang
terletak di Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong Tongkok.
Disarankan
anda ke Jantur Inar terlebih dahulu, agar bisa menikmati air terjun dengan
berbasah-basah ria dan jangan lupa untuk membawa baju ganti, barulah anda ke
lou eheng. Dari pusat kota Sendawar (Kelurahan Simpang Raya Kec.Barong Tongkok)
menuju Jantur Inar sekitar ± 30 km. Jantur ini adalah air terjun yang tertinggi
di Kabupaten Kutai Barat yaitu ± 35 meter dan jantur ini masih sangat alami. Setelah
anda puas menikmati jernihnya air terjun yang jatuh dari ketinggian 35 meter
itu, kembalilah anda memulai perjalanan wisata di pedalaman Kalimantan timur,
dengan trip selanjutnya anda bisa ke kampung eheng (arah jalannya kembali ke
Kec.Barong Tongkok) namun sebelum anda ke kampung tersebut anda akan melewati sungai
Brasan di bawah bukit kojau yaitu sungai diantara bukit yang paling
tinggi yang akan anda jumpai di dalam perjalanan antara Kampung Temula dan Kampung
Eheng. Disana anda juga dapat menikmati pemandangan alam yang begitu excotik,
pohon-pohon aren yang berjajar kokoh disepanjang sungai ditambah warna hijau
dari dedaunan pohon hutan menambah segarnya mata memandang, begitu juga
pemandangan air sungai (kali) yang jernih dan terdapat banyak batu-batu kecil
didalamnya.
Lanjutkan
lagi perjalanan anda menuju kampung Eheng (Pepas Eheng), disana terdapat Lou Eheng yang dihuni sekitar 10 KK dari suku Dayak Benuaq.
Didepan Lou tersebut banyak berjejer patung-patung. Patung-patung dengan ukiran
dayak & seperti wajah-wajah manusia atau dalam bahasa Dayak Benuaqnya
adalah Belontanqk, berdiri & berjejeran didepan tangga
menuju kedalam lou kampung eheng. Semakin banyak patung-patung itu berdiri
berarti semakin banyak pula acara Kwangkey/Kenyeuw yang pernah dilakukan
di dalam keluarga yang bermukim di lou tersebut. Kwangkey (jasad
yang sudah lama meninggal diatas 10 tahun atau yang sudah tinggal tulang2nya)
atau Kenyeuw
(jasad yang baru meninggal dibawah 5 tahun dan jasadnya masih utuh di dalam
kubur) adalah acara kematian suku dayak Benuaq yang biasanya ada pengorbanan
hewan (Potong Kerbau / Sapi) yaitu kerbau atau sapi dengan cara di tombak di
lapangan terbuka dan si hewan kurban di ikat di belontangk. Jika anda ingin
melihat acara tersebut, anda bisa bertanya kepada masyarakat di kampung
tersebut atau bertanyalah kepada masyarakat dayak yang anda temui di sepanjang kabupaten
ini, karena acara tersebut tersebar dimana-mana kecuali di kecamatan Long iram
dan sekitarnya, karena yang mempunyai acara tersebut adalah suku dayak benuaq
dan tunjung, acara tersebut biasanya
ditandai dengan adanya bendera putih didepan rumah yang sedang mengadakan acara
tersebut. Acara ini sangat direkomendasikan untuk anda lihat, jika anda
kesulitan untuk mendapatkan informasi yang luas tentang acara tersebut, anda
bisa menghubungi saya, karena acara adat kematian ini sangat unik &
pastinya Excotic. Sepanjang acara tersebut digelar, di setiap malamnya ada
acara khusus yaitu ngerangkaw, Ngerangkaw ini adalah tari-tarian
persembahan untuk roh yang sudah tiada, biasanya tari-tarian dibawakan oleh dua
kelompok secara bergantian, yaitu kelompok pria & kelompok wanita. Aroma
mistik pun akan tercium disana, berbagai pemandangan sesajen/sesaji beserta
aneka kain dan sebagainya menghiasi acara tersebut, di lou/lamin yang anda
jumpai biasanya sering mengadakan acara tersebut.
Ada satu
lagi acara adat suku benuaq tunjung yang sering diadakan yaitu acara pengobatan
tradisional yang dalam bahasa benuaq nya Beliant. Di daerah kampung
eheng sering sekali ada rumah penduduk yang mengadakan acara tersebut, untuk
menjumpainya anda bisa bertanya kepada masyarakat sekitar. Beliant adalah
tradisi masyarakat dayak benuaq tunjung sejak dahulu kala dan turun temurun untuk
pengobatan dan masih bertahan hingga sekarang. Setiap orang yang sakit biasanya
di beliant oleh dukun kampung. Beliant pun banyak aneka ragamnya seperti Beliatn Bawo, Beliatn Bawe, Beliatn Sentiyu, Beliatn
Kenyong, Beliatn Luangan, Beliatn Bejamu dan lain-lainnya.
Namun
bukan hanya lou/lamin dan acara-acara adat saja yang akan anda temui di kampung
pepas eheng ini, anda dapat juga menjumpai masyarakat yang sedang menganyam
kerajinan dari rotan
seperti tas yang terbuat dari rotan atau dalam bahasa benuaqnya anjat, biasanya
kita dapat menjumpai mereka di dalam lamin atau pun dirumah penduduk di
sepanjang jalan desa ini, biasanya mereka duduk-duduk di teras rumah dan disini
anda pun dapat membeli cinderamata asli kerajinan dari kabupaten kutai barat
yaitu anjat, gelang, cincin dan sebagainya, karena ditempat lain harganya jauh
lebih mahal karena disini termasuk tempat sentra kerajinan.
Dan tak
jauh dari lamin tersebut ada sebuah kuburan tua khas dayak benuaq. Kuburan tua
itu , petinya tidak dikubur di dalam tanah, melainkan diletakkan diatas tongkat
penyangga, peti beserta tongkat penyangga lbih kelihatan Excotic karena
terdapat ukiran – ukiran khas Dayak. Biasanya jasad yang telah di bersihkan
tulang – tulangnya dan telah dibuat acara adat, selanjutnya tulang – tulang
tersebut dimasukkan dalam peti yang diletakkan diatas tongkat penyangga
tersebut atau dalam bahasa Dayak Benuaqnya
yaitu Tempelakq.
Tempelakq |
Lanjut
lagi perjalanan anda dengan arah balik ke Barong tongkok, namun sebelum anda
sampai di barong tongkok, sekitar 1 km dari kampung pepas eheng anda bisa
menemui pengrajin Mandau (senjata khas dayak) rumahnya tidak
jauh dari sungai idan, namun sepanjang saya sering kesana, saya hanya menikmati
orang tersebut sedang membuat ulu (gagang Mandau) dan ternyata beliau tidak
membuat besi parang (boetn manaau), hanya sebatas membuat ulu, sarung parang
& aksesories mandau saja, disana anda dapat membeli mandau yang sudah jadi,
harganya sekitar Rp 500.000 hingga Rp 4.000.000. Ada juga yang Rp 300.000 namun
hanya sebatas parang biasa.
Setelah
anda puas menikmati tangan sang pengrajin yang sedang membuat ulu Mandau, anda
bisa melanjutkan perjalanan kembali ke kampung berikutnya yang jaraknya sekitar
1 km dari tempat pengrajin Mandau, disana kembali akan anda temui rumah adat
yaitu Lamin Benung (Lou Benung) yang didepannya terdapat
banyak sekali patung-patung yang berdiri kokoh dan patung disini lebih banyak
dibandingkan rumah adat lamin di kampung eheng tadi. Sama halnya dengan di Lou
Eheng, tak jauh dari lamin tersebut ada sebuah kuburan tua khas dayak benuaq
yang lebih banyak variasinya dibandingkan kuburan yang ada di Eheng.
Di
kampung mencimai (sebelum memasuki kampung eheng & benung kalau dari arah
simpang raya) terdapat museum kayu. Disana anda akan
dibawa untuk lebih mengenal berbagai macam jenis kayu yang tumbuh di hutan
kutai barat.
Wisata
selanjutnya adalah wisata yang baru di bangun oleh pemerintah Kabupaten kutai
barat tepatnya bernama “taman budaya sendawar (lamin 6 etnis)”
yang berada tidak jauh dari pusat perkantoran pemerintah arahnya menuju ke melak.
Disana dibangun sebuah lamin/loou 6 etnis yang terdiri dari suku Dayak Benuaq,
Dayak Tunjung, Dayak Bahau, Dayak Aoheng, Dayak Kenyah & etnis Melayu
(Kutai, Banjar, dll). Namun Lamin/Loou tersebut dibangun dengan sentuhan
modern. Saran saya jika anda ingin ke Kabupaten Kutai Barat tepatnya jika anda
berkunjung ke Ibu kotanya datanglah di hari sabtu, karena di taman budaya
sendawar setiap sabtu malam selalu diadakan pertunjukan tari-tarian tradisional
6 etnis.
Taman Budaya Sendawar |
Masih
satu lokasi di taman budaya sendawar terdapat toko souvenir yang dikelola oleh
dinas pariwisata, disana anda dapat membeli cindera mata sebagai oleh-oleh,
selain disana masih banyak tempat lainnya untuk membeli oleh-oleh seperti di
melak & tentunya di kampung eheng.
Terdapat
pula Museum Etnografi Sendawar yang berada di Pusat perkantoran pemerintah
kabupaten, hari bukanya senin sampai kamis (08.00 - 16.00 wita) sedangkan hari
Jumat (08.00 – 12.00 wita). Di Museum ini anda bisa menikmati koleksi – koleksi
benda serta ornament- ornament suku Dayak yang berada di Kabupaten Kutai Barat
pada masa lalu.
Di
Kabupaten Kutai Barat anda akan banyak menjumpai objek wisata Jantur (air
terjun) selain dari nama-nama jantur yang telah saya paparkan diatas. Beberapa
jantur tersebut adalah Jantur Manarung yang
berlokasi di kampung ombau asa yang masih berada di kecamatan barong tongkok. Lalu
jantur mapan yang berada dipinggir jalan raya kampung mapan, tidak jauh dari jantur
mapan terdapat gua maria, dimana tempat tersebut sebagai tempat wisata religi.
Dan masih banyak jantur lainnya.
Danau Aco yaitu sebuah danau diatas bukit
yang berada di kampung melapeh baru, anda bisa melihat ekosistem yang saling
melengkapi dari hutan, air hingga bukit di danau ini. Fasilitas penunjang
lainnya juga telah disediakan seperti perahu karet agar anda bisa mengelilingi
danau dari sudut demi sudut. Ikan air tawar pun banyak terdapat didanau ini,
anda pun dapat melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti memancing.
Jika anda
ingin menikmati tarian hudoq yang menandakan akan dimulainya penanaman benih padi
atau istilah disini orang menyebutnya nugal, datanglah dibulan oktober ke daerah
Kabupaten Mahakam Hulu dan di bulan nopember ada pesta erau dayak bahau
yang sering dilangsungkan di lamin kampung tering.
CONTOH ITENERARY HARI KEDUA :
08.00
– 08.20 start
dari Kec.Barong Tongkok ke Cagar Alam Kersik Luway Kec.Sekolaq Darat
08.20
– 09.20 explore
Kersik Luway plus tower pemantau hutan
09.20
– 09.40 menuju Museum Kayu di
Kampung Mencimai, Kec.Barong Tongkok
09.40
– 10.10 explore Museum Kayu
10.10
– 10.30 menuju Jantur Inar Kampung
Temula Kec.Nyuatan
10.30
– 11.30 explore Jantur inar
11.30 – 12.00 sembari mencari acara Beliant
(biasanya banyak di daerah ini, namun acara dimulai sekitar jam 2 siang, tapi
jangan khawatir jika kita kesana sebelum jam 2 siang dan tidak sempat melihat
acaranya, paling tidak sudah melihat prosesi persiapan acaranya saja)
12.00
– 12.30 makan
siang, istirahat,
12.30 – 13.30 explore rumah adat panjang Lou
Eheng, kuburan tua, melihat perajin anyaman rotan, mandau, perisai, beserta
aktifitas masyarakatnya
13.30
– 13.40 menuju
Lou Benung
13.40
– 14.00 explore
Lou Benung, kuburan tua, dll
14.00 – 18.00 sembari mencari acara Potong
Kerbau (biasanya acara dimulai sejak pagi, namun sejak jam 2 siang kita bisa
melihat prosesi – prosesi puncak acara adat kwangkey/Kenyau, acara potong
kerbau akan dimulai sekitar jam 5 sore, sebelum dimulai anda bisa keliling di
pasar dadakan yang tidak jauh dari acara adat, di pasar tersebut anda akan
menemui penjual buah – buah hutan khas Kutai Barat, bahkan penjual senjata khas
Dayak yaitu Mandau sering ada di pasar ini.
18.00
– 20.00 kembali
ke Kec.barong Tongkok untuk mandi, istirahat, dll
20.00 – 00.00 Jika anda datang bertepatan sabtu
malam minggu, anda bisa menikmati tari – tarian tradisional Suku Dayak di Taman
Budaya Sendawar, atau jika bertepatan dengan acara Kwangkey/Kenyau anda bisa
dating pada malam hari untuk melihat prosesi acara adat yang biasanya ada acara
tarian ngerangkaw, biasanya kita dibolehkan untuk ikut serta dalam tari- tarian
tersebut.
Itinerary
masih bisa berubah – ubah, selain ke tempat yang dicantumkan diatas, masih
banyak lagi tempat lain di sekitar Kecamatan Barong Tongkok, seperti Museum
Etnografi, Perkantoran Pemerintah yang bangunannya di desain sangat excotik, lalu
ada beberapa Penjara dan sumur bekas belanda, dan lain – lainnya.
Selain
wisata alam, budaya, masih ada wisata lainnya yang bisa anda temukan di
Kabupaten ini, yaitu mencicipi buah - buahan lokal asli Kutai Barat yang banyak
tumbuh di Lembo masyarakat Dayak. Untuk diketahui Lembo adalah sebuah Hutan
Buah – buahan,
Buah –
buahan di Kabupaten ini sangat beragam, contohnya yang sudah familiar dan masih
terdapat di daerah lain yaitu Durian, Elai, Cempedak dan Kapul. Buah - buahan
yang mungkin jarang ada di tempat lain misalnya Jentik’an, ngenau, ihau,
meluwikq, Kertungan (sejenis durian tapi durinya lebih panjang dan bentuknya
lebih bulat),keramukq dan masih banyak lagi.
Jika anda
ingin mencicipi buah – buahan tersebut, maka datanglah pada musimnya. Anda bisa
membelinya di pasar tradisional atau pun di pinggir – pinggir jalan.
HARI
KETIGA (08.00 – 00.00)
Selanjutnya,
jika anda ingin melanjutkan perjalanan kembali ke daerah lainnya dari Kecamatan
Barong Tongkok ini. Anda bisa naik mobil-mobil travel atau bis yang tujuannya
ke Samarinda. Namun anda tidak langsung balik ke Samarinda, melainkan untuk ke Kecamatan
Muara Lawa yang masih berada di Kabupaten Kutai Barat, jarak tempuh dari Kecamatan
Barong Tongkok menuju Kecamatan Muara Lawa sekitar ± 28 km.
Sarankan
pertama untuk wisata selanjutnya ke kampung lambing di Kecamatan Muara Lawa,
disana anda dapat melihat rumah adat
Suku Benuaq Lainnya yaitu Lou Tolatn.
Lamin ini merupakan lamin tertua di Kecamatan Muara Lawa. Lou tolatn masih
relative alami dengan lingkungan yang masih rindang. Di sekitar lamin terdapat
komplek kuburan tua dan danau sebagai persediaan air untuk penghuni lamin kala
itu.
Setelah
puas, anda bisa melanjutkan perjalanan wisata ke kecamatan lainnya namun masih
dalam satu kabupaten Kutai barat yaitu Kecamatan Jempang tepatnya di Kampung
Tanjung Isuy.
Untuk
menuju kesana dari Kecamatan Muara Lawa ini anda bisa menumpang bis atau mobil
travel yang mau ke arah Samarinda dan turun disimpang sawit (supir – supir tau
tempat ini), namun alangkah baiknya anda minta diturunkan di Kampung Tanjung
Isuy, bisa juga anda menyewa (Carter) hingga di antar ke Samarinda. Waktu yang ditempuh dari simpang sawit menuju ke Kampung
Tanjung Isuy sekitar ± 30 menit. Sekedar info, setiap harinya ada Bis yang
berangkat dari Kampung Tanjung Isuy ke Samarinda, dan sebaliknya dari Samarinda
(Terminal Sungai Kunjang) ke Kampung Tanjung dengan tarif Rp. 70.000,- .
Di
Kecamatan ini kita bisa menikmati objek wisata Danau Jempang yang memiliki luas ± 15.000 ha dan memiliki
panorama yang eksotis dan air danau yang bersahabat. Biasanya di danau ini
menjadi tempat upacara adat pelas danau bersamaan dengan berlangsungnya Ehaq
Jempang dibulan mei dan biasanya kegiatan itu ada lomba perahu dayung & lomba ketinting.
Di Kecamatan
tersebut kita bisa melihat 3 rumah adat atau yang disebut lou (rumah panjang),
yang pertama kali akan kita jumpai adalah Lou
Mancong yang terletak di Kampung Mancong, Kecamatan Jempang, kalau dari
jalan utama simpang sawit, letak kampung ini di sebelah kanan. Lamin/lou ini memiliki dua lantai yang digunakan
sebagai perkumpulan masyarakat suku Benuaq melakukan aktivitas sehari-hari.
Untuk turis yang dating ke Lou ini dan ingin melihat tari – tarian suku Dayak
Benuaq, anda bisa menghubungi pengurus Lou tersebut atau saya sendiri. Karena
biasanya kita harus memberitahun terlebih dahulu, minimal sehari sebelum
kunjungan. Biasanya turis diminta biaya perorang sebesar Rp.250.000 untuk 7
tarian termasuk tarian selamat dating. Namun jika anda tidak berminat, hanya
ingin melihat bangunan yang diresmikan pada tanggal 5 April 1987 tidak jadi
masalah. Lou Mancong sudah sangat mendunia sebagai salah satu rumah adat yang
masih dilestarikan. Di Lou ini pun anda bisa menginap dengan biaya Rp.50.000
permalamnya.
Lalu kita
lanjut perjalanan lagi ke rumah adat lainnya yaitu ke Lou Batuq Bura yang berada di daerah Kecamatan Jempang dan
ini menjadi gerbang pertama yang kita jumpai ketika kita melakukan perjalanan
menuju Kampung Tanjung Isuy. Disini terdapat sebuah lamin/lou yang dihuni
kurang lebih 10 KK dan merupakan tempat
kelompok keluarga melakukan aktivitas kerajinan tenun ikat doyo (Ulap doyo).
Biasanya ulap doyo digunakan untuk pakaian upacara adat dan tari-tarian. Tenun
ikat ulap doyo merupakan tenun adat dan kerajinan tradisional khas suku dayak
benuaq, ciri khas tersebut terletak pada motif, system ikat tenun dan bahan
baku berupa benang dari daun doyo (curcoliga Latifalia Lend) dan ini mempunyai
ciri khas Yang berbeda dengan tenun ikat lainnya di Indonesia. Lou tersebut
didirikan pada tahun 1990. Dan merupakan Lou yang masih mempertahankan ornament
– ornament suku Dayak Benuaq dan benar – benar masih dihuni oleh keluarga
penerusnya.
Setelah
itu kita akan mengunjungi Lou
Temenggung Merta yang merupakan peninggalan kerajaan Temenggung Merta
yang bangunannya baru saja di renovasi menyeluruh, yang bertahan dari
keasliannya dari awal pembangunan terdahulu, hanya 7 tiang penyangganya saja, selebihnya bahan –
bahan olahan baru, termasuk dindingnya sekarang terbuat dari kayu ulin, bukan
seperti yang terdahulu, yaitu dari kulit kayu, ini dikarenakan semakin sulit untuk
menemukan kulit kayu tersebut.
Objek
wisata yang terakhir adalah Situs
Kuburan Tua merupakan kumpulan kuburan raja-raja atau keturunan raja
yang pernah menjadi penguasa di daerah Tanjung Isuy.
Selain
objek-objek wisata tersebut, anda juga bisa mengunjungi berbagai objek wisata
lainnya yang juga merupakan objek yang terletak di Kecamatan Jempang dan
bongan, antar lain : Lamin kampung Pentat, Lamin Lempunah, Lamin Muara Nayan,
Lamin Muara Tae, Gua Munau dan Lamin adat Resak.
Selanjutnya
dari akhir perjalanan tersebut di Kampung Tanjung Isuy, barulah anda balik
kembali ke Kota Samarinda.
Prosesi acara puncak Kwangkey / Kenyau yaitu Pemotongan Hewan Kurban |
Acara Nikah Adat Suku Dayak Benuaq 'kedua mempelai menduduki gong sambil mendengar petuah - petuah dari tetua |
Pemahat Patung |
salah satu penjara peninggalan Belanda |
0 komentar:
Posting Komentar